Kamis, 27 Januari 2011

Media Baglog (Non-Sterile Method)

Sebelumnya marilah kita kembali ke masa SMA, saat kita sama-sama mengenyam pedasnya pelajaran KIMIA... namun bukan berarti kita meninggalkan konsep organik kita. Kita tetap memerlukan bahan kimia dalam proses sterilisasi. Salah satunya yakni Hidrogen Peroksida (H2O2).


Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone.

H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun.

Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizer kimia biasanya ditambahkan dengan maksud untuk menghambat laju dekomposisinya. Termasuk dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen peroksida dalam penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air (H2O) dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut:

H2O2 -> H2O + 1/2O2 + 23.45 kcal/mol

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida adalah:

1. Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin
2. Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn
3. Temperatur, laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 x setiap kenaikan 10oC (dalam range temperatur 20-100oC)
4. Permukaan container yang tidak rata (active surface)
5. Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya
6. Makin tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi semakin tinggi
7. Radiasi, terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek

Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching agent pada industri pulp, kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai pada proses pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen, makanan dan minuman, medis, serta industri elektronika (pembuatan PCB).

Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh dalam industri pulp dan kertas, penggunaan hidrogen peroksida biasanya dikombinasikan dengan NaOH atau soda api. Semakin basa, maka laju dekomposisi hidrogen peroksida pun semakin tinggi. Kebutuhan industri akan hidrogen peroksida terus meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun saat ini di Indonesia sudah terdapat beberapa pabrik penghasil hidrogen peroksida seperti PT Peroksida Indonesia Pratama, PT Degussa Peroxide Indonesia, dan PT Samator Inti Peroksida, tetapi kebutuhan di dalam negeri masih tetap harus diimpor.


Jadi, mengapa Hidrogen Peroksida?
Hidrogen peroksida menyederhanakan seluruh proses tumbuh jamur. Tidak perlu untuk membangun laboratorium steril, membeli pressure cooker raksasa, atau bahkan membangun kotak entkas. Sebuah konsentrasi rendah dari peroksida akan membunuh seluruh kontaminan, sementara memungkinkan pertumbuhan yang sehat dari jaringan jamur.

Bagaimana caranya?
Cukup siapkan bahan-bahan seperti layaknya membuat baglog, akan tetapi tambahkan HP (Hidrogen Peroksida) 3% dan alat tambahan berupa sarung tangan latex serta balon udara kecil.

campurkan adonan seperti biasa sambil lalu panaskan air hingga 65 derajat C. Setiap 1 liter air, ditambah dengan 6-10ml HP konsentrasi 3% kedalamnya. Selanjutnya larutan ini diberi nama HP Water.
Setelah campuran merata, tambahkan HP Water kedalam adonan hingga didapatkan kepadatan yang diinginkan, yakni adonan mudah dikepal dan tidak sampai menetes.
Adonan siap dimasukkan kedalam plastik PP dan siap di pasteurisasi (bukan sterilisasi). Selanjutnya langkah inokulasi sama dengan langkah sebelumnya dalam membuat baglog.
Lalu apa fungsi balon udara? fungsinya hanya mengetes kadar konsentrasi HP Water tadi. caranya masukkan HP Water kedalam tabung reaksi, setelah itu tutup dengan balon udara, jika balon mengembang kecil berarti konsentrasi campuran sudah benar, jika tidak sama sekali berarti kurang, dan apabila terlalu besar berarti terlalu banyak atau campuran belum merata.

Sebenarnya, tanpa pasteurisasipun media sudah steril. Karena HP Water akan membunuh seluruh mikroorganisme pengganggu. Sayapun melakukannya demikian dengan memasukkannya pada kantung plastik besar.
Panduan lengkap lihat http://www.youtube.com/watch?v=icmx2wzE7KM

Tidak ada komentar: